Rabu, 02 November 2011

SekiLa5 KaCaNg MeTe

JaMbU M0nYeT


Sekilas tentang jambu monyet

Jambu monyet atau jambu mede (Anacardium occidentale) adalah sejenis tanaman dari suku Anacardiaceae yang berasal dari Brasil dan memiliki "buah" yang dapat dimakan. Yang lebih terkenal dari jambu mede adalah kacang mede, kacang mete atau kacang mente; bijinya yang biasa dikeringkan dan digoreng untuk dijadikan berbagai macam penganan. Secara botani, tumbuhan ini sama sekali bukan anggota jambu-jambuan (Myrtaceae) maupun kacang-kacangan (Fabaceae), melainkan malah lebih dekat kekerabatannya denganmangga (suku Anacardiaceae).
Nama lain untuk jambu monyet
Dikenal juga dengan berbagai nama seperti
-      -  jambu mèdè (Sd.); 
-      -  jambu mété atau jambu ménté (Jw.); 
-       - jhambu monyèt (Md.);
-       - jambu dwipa, jambu jipang, nyambu monyèt (Bl.);
-       - nyambuk nyĕbèt (Sas.);
-       - jambu érang, jambu monyé (Mink.); 
-       - jambu dipa (Banj.);                
-       - buwah monyet(Timor); 
-       - buwah yaki (Manado);
-       - buwa yakis, wo yakis (Sulut); 
-       - buwa yaki (Ternate, Tidore);
-       - buwa jakis (Galela); 
-       -  jambu daré, jambu masong(Mak.)
-       -  jampu sèrĕng, jampu tapĕsi (Bug.);
 Tanaman ini dikembangkan terutama untuk dipungut buah sejatinya. Yang dikenal umum sebagai "buah", yakni bagian lunak yang membengkak berwarna kuning atau merah, sesungguhnya adalah dasar bunga (receptaculum) yang mengembang setelah terjadinya pembuahan. Buah sesungguhnya adalah bagian "monyet"nya yang keras, coklat kehitaman berisi biji yang dapat diolah menjadi makanan; yakni kacang mete yang lezat. Secara tradisional kacang ini biasanya digoreng sebagai nyamikan teman minum teh atau kopi; sedangkan secara modern kini umum dijumpai sebagai pengisi dan penghias penganan semacam coklat dan kue-kuean. Meskipun dianggap sebagai kacang di dalam dunia boga, dalam ilmu botani kacang mete sebenarnya merupakan biji tunggal dari buah sejatinya. Biji ini dikelilingi oleh cangkang ganda yang mengeluarkan getah yang mengandung urushiol, yang dapat mengakibatkan iritasi pada kulit manusia. Beberapa orang alergi terhadap kacang mete, tetapi sesungguhnya kacang mete jarang mengakibatkan alergi pada manusia jika dibandingkan dengan kacang lainnya.


Berikut adalah tanda dan gejala alergi kacang mete:
1. Anafilaksis
Anafilaksis merupakan gejala alergi kacang mete yang paling parah. Gejala ini paling sering terjadi pada alergi kacang dan sengatan lebah.
Seseorang yang mengalami anafilaksis biasanya akan mengalami pembengkakan parah pada wajah dan tenggorokan.
Pembengkakan dapat mempersempit saluran napas sehingga memicu kesulitan bernapas. Orang yang mengalami anafilaksis bisa mengalami fase shock anaphlactic.
Kondisi ini menyebabkan penurunan tekanan darah dan jika tidak mendapatkan pertolongan medis segera bisa berakibat fatal.
2. Pembengkakan
Alergi mete bisa menyebabkan pembengkakan parah. Pembengkakan bisa muncul di wajah dan tenggorokan.
Pembengkakan juga dapat terjadi pada daerah lain dari tubuh. Ketika disertai dengan ruam, pembengkakan mungkin akan lebih ringan namun bisa muncul dibagian tubuh manapun.
3. Muntah atau Diare
Muntah dan diare adalah cara alami tubuh untuk menyingkirkan kotoran atau zat beracun dari dalam tubuh.   .
Seseorang yang mengalami alergi kacang mete bisa mengalami muntah atau diare. Jika tidak diobati, hal ini dapat menyebabkan dehidrasi.
4. Ruam Kulit
Ruam kulit bisa terjadi dalam taraf ringan atau berat. Karena alergi kacang cenderung lebih parah dibandingkan alergi makanan lainnya, seseorang dapat mengalami gatal-gatal atau bahkan eksim.
5. Kesulitan Bernapas
Kesulitan bernapas timbul akibat pembengkakan wajah atau tenggorokan. Alergi mete juga dapat menyebabkan mengi atau asma.
Dari kacang mete juga dapat diekstrak minyak yang berkualitas tinggi. Hasil sampingnya, yakni kulit biji, dimanfaatkan untuk pakan unggas. Sejenis minyak juga dihasilkan dari cangkang buah mete (CNSL, cashew nut shell liquid), yang dipakai dalam industri dan juga sebagai bahan untuk mengawetkan kayu atau jala
Buah semu jambu monyet kadang-kadang juga dijual di pasar. Buah ini agak disenangi orang oleh karena rasanya yang asam segar, akan tetapi sering pula tercampur rasa sepat. Rasa manis dari buah jambu monyet ini memungkinkan untuk dikembangkan sebagai sirup atau difermentasi untuk mendapatkan jenis minuman beralkohol. Anggur (sari buah yang agak terfermentasi) dari jambu mede dinikmati pada masa panen, dan dapat didistilasi untuk dijadikan minuman berkandungan alkohol tinggi. Buah semu yang tak terolah di wilayah-wilayah produksinya dimanfaatkan sebagai pakanternak.
Daun-daun muda jambu monyet disukai sebagai lalap, mentah atau dimasak. Daun yang tua dimanfaatkan sebagai obat penyakit kulit, untuk mengatasi ruam-ruam pada kulit. Semua bagian pohonnya juga dapat dimanfaatkan dalam ramuan obat tradisional, terutama untuk menyembuhkan sakit kulit; untuk pembersih mulut; dan untuk obat pencahar (purgativa)
Kayunya berwarna coklat muda dan bernilai rendah, sangat jarang dipergunakan meski dapat dimanfaatkan sebagai kayu bakar atau kayu perkakas bermutu rendah. Sejenis getah yang mengeras di udara terbuka (gom) dihasilkan dari batang yang dilukai. Gom ini dapat menjadi perekat buku yang baik, sekaligus mencegah serangan rayap yang juga baik untuk merekat kusen atau kayu lapis
Kacang mete (mente atau mede) adalah hidangan populer di saat Lebaran. Camilan ini mengandung lemak, protein, karbohidrat, dan macam-macam mineral. Meski berlemak tinggi, 82 persen lemak tersebut tergolong lemak tidak jahat atau lemak tak jenuh. Jadi, tak perlu takut menyantapnya. Rasanya yang lezat menyebabkan makan kacang mete sangat mengasyikkan. Bila tidak ingin berlebihan dalam menyantapnya, tentukan dulu porsi yang akan dimakan, dan makanlah secara perlahan-lahan. Jangan lupa untuk mengatur jeda yang cukup panjang di antara waktu suapan. Menurut sejarah, tanaman jambu mete (Anacardium occidentale L.) berasal dari Brasil. Tanaman tersebut mula-mula dibawa ke India oleh pelaut Portugis pada abad ke-16. Dari India, tanaman tersebut menyebar ke daerah tropis dan subtropis lainnya seperti Bahama, Sinegal, Kenya, Madagaskar, Mozambic, Sri Lanka, Thailand, Malaysia, Filipina, dan Indonesia. Di Indonesia, tanaman ini dikenal dengan berbagai nama daerah seperti jambu erang atau jambu monye (Sumatera Barat), gayu (Lampung), jambu mede (Jawa Barat), jambu monyet (Jawa Tengah dan Timur) , jambu jipang atau jambu dwipa (Bali), serta buah yaki (Sulawesi Utara). Jambu mete sangat beragam dan terdiri dari berbagai varietas yang dibedakan atas dasar warna, bentuk buah semu, rasa, dan ukuran bijinya. Kadar lemak total pada 100 gram kacang mete mentah, panggang, dan goreng, masing mas 47, 5, dan 56 grain. Tingginya kadar lemak pada biji mete sangat berperan penting dalam peningkatan kadar energi dan cita rasa. Itulah yang menyebabkan biji mete sangat enak dan lezat rasanya. Lemak pada kacang mete tersusun atas 18 persen asam lemak jenuh dan 82 persen asam lemak tidak jenuh. Asam lemak jenuh yang sangat ditakuti karena dituding sebagai penyebab timbulnya berbagai penyakit, ternyata kadarnya sangat rendah pada kacang mete. Asam lemak jenuh pada kacang mete didominasi oleh palmitat dan stearat. Sebaliknya, asam lemak tidak jenuh yang berkhasiat baik bagi kesehatan, ternyata sangat dominan pada kacang mete. Kadar asam lemak tidak jenuh tunggal (MUFA = monounsaturated fatty acids) jauh lebih banyak dibandingkan dengan asam lemak tidak jenuh ganda (PUFA = polyunsaturated fatty acids). Kadar MUFA pada 100 gram kacang mete mentah, panggang dan goreng, masing-masing 25, 32, dan 28 gram. Jenis MUFA yang paling dominan pada kacang mete adalah asam lemak omega 9, yaitu cleat. Beberapa penelitian menunjukkàn bahwa MUFA memuliki peran penting dalam meningkatkan kadar kolesterol HDL (kolesterol baik) dan menurunkan kolesterol LDL (kolesterol jahat), sehingga sangat baik untuk menekan terjadinya penyakit jantung, stroke, dan penyakit kardiovaskular lainnya. Kadar PUFA pada 100 gram kacang mete mentah, panggang, dan goreng, masing-masing 8, 8, dan 10 gram. Jenis PUFA yang paling dominan adalah asam lemak omega 6, yaitu asam linoleat. Asam lemak omega 6 juga memiliki peran penting dalam menjaga profil kolesterol darah agar tetap normal. Energi dan Protein Kandungan energi per 100 gram kacang mete mentah adalah 566 kkal. Kandungan energi-nya akan semakin meningkat dengan proses penyangraian dan penggorengan masing-masing menjadi 640 dan 680 kkal. Penyerapan minyak pada proses penggorengan tentu saja akan menaikkan kandungan energl. Untuk tujuan diet rendah kalori, sebalknya pilih kacang mete yang dliolah dengan caradisangrai, dioven, atau di-microwave. Asam amino yang potensial pada kacang mete adalah leusin, valin, arginin, asam aspartat, asam glutamat, dan serin. Asam glutamat dan asam aspartat sangat berkontribusi penting terhadáp timbulnya rasa gurih. Itulah yang antara lain menyebabkan mengapa kacang mete terasa gurih, walau tidak diberi bumbu apa pun.
Kacang mete (cashew nuts) adalah snack yang lezat dan menyehatkan. Ada beberapa manfaat kesehatan yang bisa Anda dapatkan dari memakan kacang mete.
Kacang mete mengandung polyunsaturated fat (lemak tak jenuh ganda) dan monounsaturated fat (lemak tak jenuh tunggal) yang tinggi.
Kedua lemak tersebut dapat meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Kacang mete juga mengandung fosfor, magnesium, tembaga, dan tryptophan dalam jumlah tinggi. Selain itu, kacang mete merupakan sumber untuk vitamin B, kalium, dan asam folat yang baik.
Kacang mete mengandung lebih dari 80 nutrisi, tanpa ada kandungan kolesterol di dalamnya. Zat besi dan kalsium juga ditemukan dalam kacang mete, meskipun dalam jumlah kecil.
Kacang mete dapat meningkatkan tekanan darah, namun ini hanya terjadi pada kacang mete yang  mengandung natrium (garam) dalam jumlah tinggi.
Jadi, untuk orang yang memiliki tekanan darah tinggi, sebaiknya mencari kacang mete yang mengandung sedikit atau tidak mengandung garam sama sekali.
Berikut adalah 5 manfaat kesehatan mengonsumsi kacang mete:
1. Menurunkan berat badan.
Sekitar 75 % lemak yang terkandung dalam kacang mete adalah lemak tak jenuh (unsaturated fats) yang merupakan lemak baik.
Selain itu, kacang mete mengandung serat dalam jumlah tinggi. Lemak baik membuat kacang mete dapat membantu menurunkan berat badan dan memberikan lebih banyak energi pada tubuh. Kacang mete juga membantu memperlancar metabolisme tubuh.
2. Meningkatkan kesehatan jantung dan mengurangi kadar kolesterol jahat.
Lemak tak jenuh tunggal (monounsaturated fats) membantu meningkatkan kesehatan jantung. Lemak ini ditemukan dalam diet Mediterania.
Mengonsumsi kacang mete dapat meningkatkan kadar kolesterol baik dan mengurangi kadar kolesterol jahat.
3. Menurunkan risiko kanker.
Kandungan antioksidan dan vitamin yang tinggi dalam kacang mete membantu menghilangkan radikal bebas dalam tubuh.
Kacang mete dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan membunuh sel-sel kanker yang berkembang dalam tubuh.
4. Meningkatkan fungsi otak.
Kacang mete dapat membantu meningkatkan oksigen ke otak. Kacang mete memainkan peran penting dalam meningkatkan memori.
Hal ini dikarenakan lemak tak jenuh ganda dan lemak tak jenuh tunggal berkaitan dengan produksi sel otak. Otak bergantung pada kedua jenis lemak ini, dan kacang mete memiliki kandungan yang tinggi akan kedua lemak tersebut.
5. Menguatkan tulang.
Magnesium yang ditemukan dalam kacang mete membantu mempromosikan struktur tulang yang kuat dalam tubuh. Magnesium ditemukan sekitar 82,5 mg/ons dalam kacang mete.
Magnesium bersama dengan kalsium, membantu mendukung otot dan struktur tulang.[]

Usaha budidaya tanaman jambu mete, selain memperhatikan faktor iklim dan tanah, sebaiknya juga memperhatikan factor penunjang yang berkaitan dengan penentuan lokasi usaha tani.
A. Keadaan Iklim
1. Temperatur
Tanaman jambu mete dapat hidup dan tumbuh di dataran rendah ataupun dataran tinggi. Suhu udara yang cocok untuk pertumbuhan tanaman jambu mete adalah antara 170C-370C.
2. Curah hujan
Iklim yang hangat dan kering sangat cocok untuk tanaman jambu mete pada saat pembungaan dan pembentukan buah. Iklim dengan jumlah bulan kering antara 4 – 6 bulan dengan curah hujan 1.500 – 2000 mm/tahun paling cocok untuk pertumbuhan dan pembentukan hasil (buah).
3. Kelembapan udara
Tingkat kelembapan udara yang cocok untuk tanaman jambu mete adalah berkisar 70% – 80%. Namun, tanaman jambu mete masih cukup toleran pada tingkat kelembapan udara antara 60% – 70%.
4. Penyinaran matahari
Penyinaran matahari yang cukup tinggi sepanjang tahun sangat diperlukan oleh tanaman jambu mete untuk pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan generatif. Selain itu, penyinaran matahari yang cukup sangat diperlukan untuk proses fotosintesis tanaman.
B. Keadaan Tanah
1. Jenis tanah
Jenis-jenis tanah yang cocok untuk budi daya tanaman jambu mete adalah tanah latosal merah yang solumnya dalam, tanah alluvial, tanahlaterit, tanah pedsolik, dan tanah regosal.
2. Sifat kimia tanah
Agar keadaan sifat kimia tanah cocok untuk penanaman jambu mete, maka derajat keasaman tanah pada lokasi yang akan ditanami harus ditelitri terlebih dahulu. Cara meneliti keasaman tanah dapat dilakukan dengan menggunakan pH meter. Keasaman (pH) tanah yang rendah (kurang dari 5,5) dapat diatasi dengan pemberian belerang. Sedangkan apabila pH tanahnya tinggi (lebih dari 6,3) dapat diturunkan dengan memberikan pengapuran.
3. Sifat fisik tanah
Sifak fisik tanah yang penting adalah tekstur dan struktur tanah. Tekstur tanah yang cocok untuk tanaman jambu mete adalah tanah yang bertekstur lempung berpasir, liat berpasir, tanah berpasir, dan pasir liat. Sdangkan struktur tanah yang baik untuk tanaman jambu mete adalah tanah yang genbur dan mudah mengikat air (porous}.
4. Sifat biologi tanah
tanaman jambu mete memerlukan sifat biologis tanah yang baik. Jika sifat biologis tanah baik, maka produktivitas jambu mete akan menjadi tinggi. Sifat biologis tanah yang baik dicirikan oleh banyaknya bahan organik/humus di dalam tanah dan banyaknyaorganisme dalam tanah.
5. Ketinggian tempat
Di dataran rendah hingga dataran medium dengan ketinggian tempat 0-700m diatas permukaan laut, tanaman jambu mete dapat tumbuh dengan baik dan berproduksi tinggi. Di dataran tinggi (di atas 1000 m dpl), produktivitas tanaman jambu mete makin berkurang.
6. Derajat kemiringan tanah
Secara teknis, tanah yang miring ataupun bergelombang dapat digunakan untuk budi daya tanaman jambu mete, asalkan kemiringannya tidak lebih 30%. Tanah yang memiliki kemiringan 30% berarti pada jarak 100 m perbedaan ketinggiannya adalah 30 m. Tanah miring ataupun tanah bergelombang jika akan digunakan untuk usaha penanaman jambu mete harus dibuat teras-teras atau tanggul- tanggul.
PEMBIBITAN TANAMAN JAMBU METE
Pembibitan tanaman jambu mete dapat dilakukan secara generatif atau secara vegetatif. Pembibitan secara generatif adalah pembibitan yang dilakukan dengan dengan penyemaian biji. Sedangkan pembibitan secara vegetatif dalah pembibitan yang dilakukan dengan penyambungan (grafting), pencangkokan (air layering), okulasi (budding), dan perundukan cabang bagian bawah tanaman (groung layering). Keuntungan pembibitan secara vegetatif adalah ukuran tanaman seragam, waktu berbuah lebih cepat, dan produksinya lebih tinggi daripada pembibitan dengan biji.
Pekerjaan pembibitan jambu mete meliputi lima hal, yaitu pembuatan kebun induk, pengadaan benih, penyiapan lahan pembibitan, penanaman benih dan pemeliharaan di persemaian, penyambungan serta pemeliharaan bibit.
PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN TANAMAN JAMBU METE
A. Penanaman Bibit di Kebun
1. Penentuan Saat Tanam
jadwal tanam yang tepat dilahan kering adalah pada permulaan musim hujan sampai dengan pertengahan musim hujan, yakni bulan Oktober/November sampai dengan Desember/Januari. Penanaman di lahan yang beririgasi teknis, saat tanam dapat dilakukan kapan saja karena kebutuhan air untuk pertumbuhan bibit selama masa pertumbuhannya dapat dicukupi dari air irigasi.
2. Persiapan Lahan
Penyiapan lahan untuk penanaman jambu mete yang utama adalah pembersihan semak belukar, sisa-sisa bekas tanaman sebelumnya, pembuatan parit irigasi dan drainase, pembuatan jalan control, pembuatan jalan angkutan produksi, dan pembrntukan teras-teras bagi lahan miring.
3. Penentuan Jarak Tanam
Jarak tanam yang dianjurkan untuk budi daya tanaman jambu mete adalah sebagai berikut :
a. 6 m X 8 m : Jarak dalam barisan tanam yang membujur arah Barat – Timur adalah 6m dan jarak antar barisan tanam 8 m
b. 8 m X 10 m : Jarak dalam barisan 8 m dan jarak antar barisan tanam 10 m
c. 12 m X 12 m : Jarak dalam barisan 12m dan jaraj antar barisan tanam 12 m.
4. Pembuatan Lubang tanam
Lubang tanam dibuat menurut jarak tanam yang telah ditetapkan. Ukuran lubang tanam adalah 50 cm X 50 cm X 50 cm. Pembuatan lubang tanam dapat dilakukan secara manual atau dengan peralatan tekhnis.
5. Penanaman
Langkah-langkah penanaman bibit mete di dalam lubang tanam adalah :
a. Lubang tanam ditutup dengan tanah seperti semula, yakni lapisan tanah bagian bawah dimasukkan ke dalam lubang tanam terlebih dahulu, kemudian menyusul lapisan tanah atas yang telah dicampur dengan pupuk kandang. Setelah itu, lubang tanm yang telah ditutupbiarkan selama 2 – 4 hari sebelum ditanami bibit jambu mete.
b. Buat lubang tanam sebesar kantong polybag yang digunakan untuk pentemaian bibit jambu mete pada lubang tanam yang telah ditutup tadi. Pembuatan lubang tanam harus tepat di tengah.
c. Masukkan bibit jambu mete beserta tanahnya kedalam lubang tanam dengan melepas kantong polybag terlebih dahulu, kemudian timbun dengan tanah galian tadi sampai se batas leher akar sambil ditekan-tekan sedikit agar tanaman dapat berdiri tegak dan kuat.
d. Selesai penanaman, di sekitar tanaman dapat diberi mulsa jerami padi untuk menjaga kelembapan tanah, kemudian disiram air secukupnya.
6. Waktu Tanam
waktu penanaman bibnit jambu mete yang baik adalah pada pagi hari sebelum pukul 09.00 atau pada sore hari setelah pukul 15.00. Penanaman bibit jambu mete pada siang hari dapat menyebabkan kelayuan, bahkan mati.
7. Penyulaman
Penyulaman adalah penggantian tanaman yang rusak akibat serangan hama dan penyakit, tanaman yang tumbuh kerdil, dan tanaman yang mati. Penyulaman harus segera dilakukan apabila ada bibit yang pertumbuhannya kurang baik, rusak, atau mati. Bibit sulaman harus diambil dari bibit cadangan yang memilikiumur sama dengan tanaman yang digatiokan. Penyulaman untuk tanaman jambu mete masih dapat dilakukan sampai tanaman berumur 2 – 3 tahun.
B. Pemeliharaan Tanaman
1. Penyiangan
Rumput atau gulma yang tumbuh di areal perkebunan jambu mete sangat mengganggu pertumbuhan tanaman jambu mete dan pembentukan hasilnya. Penyiangan rumput/gulma yang sempurna dapat meningkatkan perkembangan tajuk tanaman sehingga tanaman tersebut dapat mereduksi luas permukaan tanah dan pada saat yang sama dapat meningkatkan produksi tanaman.
2. Pemupukan
Pemupukan bertujuan memberikan unsure makanan yang dibutuhkan oleh tanaman. Unsur-unsur makanan yang diperlukan oleh tanaman dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu unsur makro yang terdiri atas nitrogen, phospat, kalium, belerang, magnesium, dan kalsium. Unsuir mikro terdiri atas molybdenum (Mo), tembaga (Cu), boron (B), seng (Zn), besi (Fe), mangan (Mn) dan lain-lain.
3. Penyiraman
Air merupakan bahan pelarut sel dan merupakan medium untuk pengangkutan unsure hara dalam tan ah. Air juga dapat mempertahankan turgor dalam proses transpirasi. Di samping itu, air itu sendiri unsure hara bagi tanaman.
4. Pemangkasan
Dengan pemangkasan, maka akan terbentuk percabangan yang bagus, tajuk yang luas, dan pohon yang luas. pemangkasan ini harus dimulai sejak tanaman masih berupa bibit sampai tanaman berbuah. Pemangkasan tanaman yang masih berupa bibit hanya dilakukan untuk membuang tunas-tunas sampingnya saja.
5. Perlindungan tanaman
Perlindungan tanaman dari serangan hama dan penyakit pada prinsipnya dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
a. Tindakan preventif, yaitu mencegah serangan hama dan penyakit dengan melakukan pengolahan tanah secara intensif, menanam dengan jarak tanam yang sesuai, penyiraman dengan air yang dehat, dan penyiangan.
b. Tindakan kuratif, yaitu mengendalikan serangan hama dan penyakit. Dengan memelihara/menyebarkan musuh alami (predator), membunuh hama secara langsung , memangkas bagian tanaman yang terserang hama/penyakit dan membakarnya, atau menyemprot tanaman dengan obat-obatan pemberantas haman dan penyakit.
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
Tanaman jambu mete tidak luput dari serangan hama dan penyakit, beberapa hama yang menyerang tanaman jambu mete antara lain ulat kipas, kutu daun, penggerek batang dan akar, pengendaliannya dapat dilakukan dengan memungut ulat-ulat yang berkelompok pada daun, lalu memusnahkannya dengan menyemprotkan insektisida, memangkas bagian tanaman yang terserang, serta memoles sekitar permukaan pangkal batang/akar dengan suspensi BMC.
Begitupula dengan penyakit yang menyerang tanaman ini ada beberapa jenis penyakit yang menyerang seperti layu pada bibit, mati pucuk, busuk kering pada buah dan biji, anthracnosis pada daun dan lain-lain. Dapat pula dikendalikan dengan cara pengolahan tanah secara intensif, penyemprotan dengan fungisida medesinffektan benih dan bibit, menanam dengan jarak tanam yang sesuai serta sanitasi kebun.
PANEN
Panen buah mete umumnya dilakukan dengan memetik buah-buah yang telah masak dipohon atau memungut buah-buah yang telah gugur di tanah tetapi sudah matang. Pemetikan buah mete ini tidak dapat dilakukan sekaligus karena buah mete tidak masak secara bersamaan, pemetikan dapat dilakukan setiap 3 – 5 selama 2 – 3 bulan. tewrgantung pada banyaknya buah, buah-buah yang telah mencapaiu derajat kemasakan yang optimal ditandai dengan penampakan fisik buiah semu seperti buah semu berwarna merah cerah jingga atau kuning, daging buah semu jika dipijit sudah agak terasa lunak, dan buah telah berumur 60 – 70 hari sejak bunga mekar.
PENANGANAN PASCA PANEN
1. Pemisahan buah dari tangkai
Biji mete harus dipisahkan dari buah semunya. Cara memisahkannya biji mete cukup dengan cara dipuntir kemudian ditaruh di tempat terpisah, setelah itu biji mete tadi dicuci untuk membersihkan segala kotoran yang menempel.
2. Sortasi dan Grading jambu mete
Biji-biji mete yang telah dipisahkan dari buah semunya harus segera disortasi yaitu pemisahan antara biji yang baik dan biji mete yang rusak dan sekaligus dilakukan grading yaitu pengelompokkan biji mete yang b erukuran besar dan kecil. Tujuan keduanya adalah untuk menyeragamkan ukuran agar memudahkan proses pelembapan, penggorengan dan pemecahan.
3. Pengeringan biji mete
Biji mete yang telah dipetik masih memiliki kadar air sekitar 25%, oleh karena itu biji mete yang telah di panen tersebut segera dikeringkan untuk mempertahankan kualitas biji. Pengeringan dapat dilakukan denmgan cara dijemur di bawah panas matahari dengan dihamparkan di lantai jemur, pengeringan biji mete dilakukan hingga kadar airnya mencapai 5 %.
4. Penyimpanan biji mete gelondong
Biji-biji mete yang telah kering harus segera disimpan dengan baik agar kualitas biji tersebut tetap baik. hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyimpan biji mete gelondong adalah suhu udara dan kelembapan udara di dalam tempat penuimpanan.
5. Pelembapan biji mete
Biji mete yang telah dikeringkan dan disimpan umumnya memiliki kadar air 5%, biji tersebut bila akan dipecah untuk diambil kacang metenya harus digoreng terlebih dahulu, namun sebelum di goring biji mete yang memiliki kadar air rendah harus dinaikkan lagi kadar airnya hingga batas optimum sekitar 16%, peningkatan kadar air biji mete dilakukan dengan cara pelembapan. Lama proses pelembapan bervariasi antara 24 – 48 jam (1 – 2 hari) tergantung pada besarnyaukuran biji mete, kadar air dikehendaki,dan proses pelembaban yang digunakan.
6. Pengembalian kacang mete
Kacang mete merupakan bagian yang dikonsumsi. untuk mengambil kacang mete kulit mete dipecah atau dikupas.pengupasan kulit mete dapat dilakukan secara mekanis,semi mekanis,atau secara manual.
7. Pengeringan kacang mete
Kacang mete yang telah dipisahkan dari kulitnya dikeringkan lagi hingga kadar air mencapai sekitar 3%.Pengeringgan kacang mete ini bertujuan untuk memudahkan pengelupasan kulit dari kacang mete dan mencegah dari serangan jamur,danhama,serta meningkatkan daya tahan.
8. Pengupasan kulit ari
Pengupasan kulit ari kacang mete dilakukan segera setelah pengeringaan.pengupasan kulit ari kacang mete yang dilakukan secara manual dapat dikerjakan dengan penggesekan menggunakan jari tangan secara hati-hati atau menggunakan pisau jika sulit dilakukan dengan tangan.
9. Pelembapan mete
Sebelum dikemas kacang mete yang telah dikeringkan dengan kadar air 3% harus dilembabkan hingga mencapai kadar air 5%.Pelembapan kacang mete dilakukan dengan menyimpannya di dalam ruang pelembang secara beberapa jam.
10. Pengemasan
untuk mencegah kerusakan kacang mete perlu dikemas dengan baik.pengemasan selain melindungi kacang mete dari kerusakan serangga,bertujuan pula untuk melindungi kerusakan mekanis karena penggangkutan untuk kerusakan fisiologis karena pengaruh lingkungan suhu dan kelembapan.
11. Menyimpan kacang mete.
Dalam penyimpanan ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti ruang gudang penyimpangan harus selalu bersih,memiliki konstruksi yang kuat,pintu-pintu yang rapat,memiliki ventilasi,memiliki penerangan,penantaan peti kemas harus disusun secara teratur,suhu udara dalam gudang di usahakan sel;alu konstan (30oC- 370C).
12. pemasaran hasil
Pasar kacang mete sangat luas mulai dari tingkat rumah tangga hingga tingkat industri makanan. factor penting dalam memasarkan hasil panen kacang mete adalah mendapatkan harga yang tinggi. Pemasaran kacang mete dengan jalur pemasaran yang pendek dapat menguntungkan semua pihak yaitu petani produsen, lembaga pemasaran, dan konsumen.